Kota, Wartasik.com – Pasar Kojengkang di Kompleks Dadaha yang digelar setiap Minggu pagi tengah menambah daftar potensi wisata belanja Kota Tasikmalaya. Keberadaannya selalu menjadi pusat keramaian yang mampu mengundang banyak pendatang tak hanya dari dalam tetapi juga luar kota.

 

Seperti pada umumnya pasar tradisional, Pasar Kojengkang diharapkan banyak pihak menjadi salah satu asset atau sarana yang bisa memberikan kontribusi kepada pemerintah untuk mengisi kas daerah, salah satunya melalui penarikan retribusi kepada setiap pedagang yang ada oleh pihak terkait.  

 

Namun, harapan tersebut nampaknya sia-sia karena sampai sekarang masih belum diketahui secara jelas siapa yang berhak mengelola dan menarik retribusi pasar seminggu sekali itu. Faktanya, berdasarkan hasil pantauan tim Wartasik.com dalam setiap gelaran pasar ada beberapa pihak yang selalu melakukan penarikan retribusi termasuk dari luar pemerintah.

 

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Undang Hendiana tidak dapat memberikan penjelasan secara pasti khususnya terkait masalah penarikan retribusi pedagang di pasar yang mengisi daftar buku potensi wisatanya itu. “Penarikan retribusi memang suka ada. Tapi Saya tidak tahu oleh siapa dan berapa serta dikemanakan. Untuk lebih jelasnya lagi temui saja Ibu Sekdis,” ungkapnya, Selasa (6/1).

 

Ia mengatakan, meski dinasnya memiliki kewenangan untuk mengelola kawasan Dadaha namun keberadaan Pasar Kojengkang tidak serta merta ada di bawahnya. “Untuk masalah pengelolaan pasar ini tidak bisa dipegang satu pihak. Artinya, kita perlu berkoordinasi dengan intansi terkait lainnya dalam hal ini Dinas Industri dan Perdagangan. Pastinya, kedepan kita berniat akan melakukan penataan kembali kawasan itu. Namun, mengenai waktunya tidak bisa memastikan,” tandasnya. Indra